Selamat Datang di Pusat Informasi dan Promosi Kesehatan Puskesmas Padang Lua

Kamis, 02 Desember 2010

Memasyarakatkan Senam PORPI


Untuk menerapkan PHBS di Puskesmas Luar Tim PROMKES,mengadakan kegiatan Olahraga senam dan pengajian tiap hari sabtu. kegiatan senam diikuti oleh seluruh staf puskesmas termasuk dari PUSTU dan POLINDES.Jenis senam yang diadakan adalah senam PORPI( senam pernafasan Indonesia). yang di pandu oleh Instruktur PORPI
PORPI adalah olahraga dan Seni pernapasan salah satu olah raga yang belakangan meningkat animonya di masyarakat, baik yang berkategori kanuragan, ataupun yang tidak, seperti olah raga pernapasan yang dikembangkan PORPI, tanpa unsur kanuragan namun mengejar kesehatan jasmani dan rohani semata.
Di awal pembentukannya, paket latihan telah mengacu pada rumus senam yang benar, yaitu dengan mengaplikasikan Kurva Intensitas. “Kurva Intesitas merupakan sebuah rumusan senam yang benar, terdiri atas Senam Peregangan Otot, Senam Pemanasan, dan Senam Persendian. beberapa gerakan senam juga diadopsi oleh PORPI, tidak sekedar model tradisional. Gerakan tersebut diantaranya ditujukan untuk meningkatkan animo generasi muda memasyarakatkan senam pernapasan. Gerakan-gerakan tersebut, peregangan, aerobik unsur-unsur hiburan seperti disko, poco-poco, dangdut, kerasi dan sebagainya.

Paket latihan PORPI memiliki ciri khas, yang terdiri atas senam peregangan otot, senam pemanasan, senam persendian, senam disko, senam gerakan lamban, senam pernafasan 18 gaya seri I dan II.

Beban latihan diusahakan sedemikian rupa meningkat perlahan, sehingga pada saat mencapai puncak latihan (Peak Work), jumlah denyut nadi per menit berada dalam ‘kawasan latihan’ (Training Zone), yaitu sebuah kawasan yang dibatasi oleh angka 72% dan 87%, serta denyut nadi maksimal (dnm) yang diperbolehkan.
Kembali ditekankan oleh Annie Widya Pranata, kurva intensitas adalah semacam teori dalam melakukan kegiatan senam yang meliputi, senam peregangan otot, senam pemanasan, dan senam persendian, guna memastikan latihan menjadi tepat dan efisien.

Sebetulnya, step kurva intensitas tersebut lahir karena adanya penyesuaian terhadap denyut jantung seseorang. Sebagai contoh, latihan dimulai dengan gerakan-gerakan yang sifatnya ringan, lalu berangsur-angsur bertambah berat, sehingga pada akhirnya mencapai daerah puncak yang dinamakan ‘Kawasan Latihan’.

Jika seseorang melakukan latihan sesuai dengan tahapan ”kurva intensitas”, hasil dari latihan akan mampu dipertanggungjawabkan secara medis fisiologis. Sebagai contoh, sebelum melakukan latihan, denyut nadi seseorang akan mencapai lebih 80 kali per menit.

Setelah selesai melakukan latihan senam peregangan otot, denyut nadi akan meningkat hingga ke angka 94 kali per menit. Denyut nadi tersebut, perlahan-lahan akan terus meningkat ketika seseorang memasuki fase akhir latihan senam persendian otot, denyutan mencapai140 kali permenit.

Kemudian, setelah melakukan senam gerakan lamban, perlahan-lahan denyut nadi akan kembali turun sekitar 115 per menit. Akhirnya, setelah melakukan senam pernapasan 18 gaya, denyut nadi akan turun menjadi sekitar 98 kali per menit.

Di olah raga pernapasan, juga dikenal istilah ‘Intensitas Latihan’ dan ‘Kawasan Latihan’. Dalam olah raga yang memakai pendekatan pembebanan / aerobik, pengertian intensitas latihan berkaitan erat dengan kawasan latihan.

Paket latihan senam PORPI memiliki beberapa hal yang khas, segera setelah seseorang berlatih, akan menemukan beberapa ciri, baik senam tradisional maupun modern.

Di satu pihak, paket latihan PORPI juga melakukan pendekatan berdasarkan prinsip pembebanan atau aerobik (senam pemanasan, senam persendian dan senam disko), ada juga paket latihan PORPI dengan melakukan pendekatan berdasar prinsip relaksasi/meditasi (senam gerakan lamban, senam pernapasan 18 gaya).

Kedua jenis senam tersebut bermanfaat bagi pemeliharaan peningkatan, serta pemilihan kesehatan dan kesegaran jasmani, keduanya saling melengkapi. Pendekatan aerobik menekankan pembebanan sub-maksimal, memacu jantung dan paru, supaya bekerja lebih cepat, ditandai dengan jantung berdebar dan napas terengah.

Sementara, pendekatan relaksasi/meditatif yang diterapkan, tidak membebani jantung dan paru-paru secara sub maksimal seperti halnya aerobik, tetapi langsung melatih organ dalam dengan konsentrasi pikiran melalui pernapasan lembut, tenang, dalam, berkesinambungan, dan alami, yang membawa seseorang dalam ketenangan (rileks).

Denyut nadi maksimal yang dipakai sebagai pedoman dalam pengaturan pembebanan intensitas latihan adalah 220 kali per menit dikurangi usia olahragawan, sementara kawasan latihan minimal 87% dari dnm tersebut.

Sebagai contoh, berapa banyak kawasan latihan seorang perserta yang berusia 40 tahun, jika ia mengikuti latihan yang bersifat pembebanan / aerobic? Rumus = KL - 72 % / 87 % x (220-usia) per menit. Minimal 72% x 180 menit = 130 per menit, maksimal 87% x 180 menit = 157 per menit.

Penentuan kawasan latihan ini, penting untuk menghasilkan intensitas latihan optimum bagi seseorang. Jika kurang dari angka minimal, dalam melakukan gerakan-gerakan seperti Senam Kesegaran Jasmani dan Senam Disko yang berintensitas tinggi, sementara jika lebih, malah cenderung berbahaya. “Setiap peserta mesti memastikan kawasan latihan yang aman bagi dirinya tersebut,” urai motor dari PORPI ini.

Napas Yang Utama
Inti dari pernapasan di PORPI adalah penerapan ‘pernapasan perut’ atau ‘napas bayi’. Semua literatur seni pernapasan Cina Kuno mengajarkan cara bernapas yang sama, yaitu pernapasan perut, ada juga yang menyebutnya sebagai pernapasan bayi atau pernapasan diafragma, karena pada pernapasan ini diperlukan kerjasama dan sinkronisasi antara otot diafragma dan otot dinding perut.

Aplikasi dari napas ini, dibandingkan dengan pernapasan dada yang dangkal dan pendek, oksigen yang terserap paru-paru lebih banyak. Sehingga oksigen yang beredar ke seluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi darah pun semakin banyak, hingga cukup untuk pembakaran dan metabolisme.

Manusia dewasa biasa bernafas dada dan pendek, dengan bernafas dangkal atau pendek, makin banyak oksigen kotor yang terperangkap di paru-paru dan tidak mampu dikeluarkan seluruhnya dengan sempurna.

Di penggunaan nafas perut yang dalam, kadar oksigen di jaringan akan meningkat, itu mengapa seseorang yang secara rutin melakukan senam pernapasan, menjadi lebih bugar dan lebih sehat. Bahkan, dilaporkan bahwa para penderita penyakit kronis dapat dikurangi bahkan disembuhkan. Jadi tunggu apalagi, mulai bersenam. (Zulhiddja, SKM)

Kegiatan Senam Porpi di Puskesmas Padang Lua





Galeri foto Kader Kesehatan remaja





Pelantikan Kader Kesehatan Remaja






Pelantikan Kader Kesehatan Remaja di MAN Kubang Putih Agam

Kader Kesehatan Remaja





Pemberdayaan masyarakat kesehatan mandiri meliputi segala sendi. Mulai dari masyarakat umum dengan kelurahan / desa siaga, RT RW siaga dan juga masyarakat sekolah meliputi TK / RA, SD / MI dengan diadakan dokter kecil, SLTP / MTs dan SLTA / Tsanawiyah dengan kegiatan kader kesehatan remaja.

Puskesmas Padang Lua Kec. Banuahampu Agam pada tahun ini melakukan pembinaan KKR, setelah pada tahun sebelumnya melakukan pembinaan dokter kecil.

Pembinaan kader kesehatan remaja dilakukan bersama lintas sektoral yaitu kecamatan, dinas pendidikan, puskesmas dan Depag. Pembinaan mulai dari rapat koordinasi materi di kecamatan,kunjungan berkala ke MTs. Kebetulan jatah Puskesmas Padang Lua tahun ini membina ke MAN Kubang Putih sehingga perlu pula melibatkan Kantor Kementrian Agama

Pembinaan KKR meliputi kegiatan penemuan dini,pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,dan pelatihan kader kesehatan remaja. Dalam pelatihan kader kesehatan remaja, siswa MAN Kubang Putih diberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehat, berbagai penyakit menular, konsultasi bimbingan psikologis, P3K dan narkoba.

Acara pelatihan dilakukan selama dua hari dan hasil yang ingin di capai adalah para kader kesehatan remaja bisa menjadi rujukan teman-temannya yang kebetulan ada masalah. Karena sesuai umur remaja, kebanyakan permasalahan yang timbul diantara remaja, maupun remaja dengan orang tua akan lebih banyak dicurahkan kepada teman sebaya. Sehingga dengan adanya kader kesehatan yang dari remaja sendiri, diharapkan dapat memecahkan masalah dikalangan mereka sendiri.

Acara pelatihan yang mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah, Drs. Yousrizal Oemar juga melibatkan seluruh pendidik di sekolah ini sehingga kegiatan ini berlangsung dengan penuh arti dan makna.