Selamat Datang di Pusat Informasi dan Promosi Kesehatan Puskesmas Padang Lua

Jumat, 09 April 2010

Pentingnya Olahraga Bagi Penderita Diabetes Melitus

Olahraga secara rutin penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun bagaimana penjelasan detailnya bagi para penderita diabetes melitus?

Manfaatnya :

  • Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan.
    Pada keadaan istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tetapi saat berolah raga, glukosa, dan lemak akan merupakan sumber utamanya. Setelah berolahraga selama 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat.
  • Membantu mengatasi terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah / pengendapan lemak di dalam darah, peningkatan tekanan darah, hiper koagulasi darah / penggumpalan darah)

Pada penderita diabetes melitus tipe I, karena produksi insulin yang terganggu / tidak ada, maka olah raga tidak begitu besar mempengaruhi kadar gula darah, tetapi keuntungan yang lainnya adalah mengurangi resiko penyakit jantung, gangguan pembuluh darah perifer. Perlu diwaspadai pada yang mengalami defisiensi insulin yang berat, dengan berolah raga akan menyebabkan gangguan metabolik yang lebih berat (terjadi hiperglikemia dan keracunan keton di darah).

Pada penderita diabetes melitus tipe II, latihan jasmani berperan utama dalam pengaturan glukosa darah. Pada penderita diabetes melitus tipe II, produksi insulin tidak terganggu tetapi masih kurangnya respons reseptor pada sel terhadap insulin (resistensi insulin), sehingga insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel. Pada saat berolahraga, permeabilitas membrans terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan kebutuhan insulin berkurang. Respons ini bukan merupakan efek yang menetap atau berlangsung lama. Respon ini hanya terjadi setiap kali melakukan berolahraga.

Sebelum berolahraga, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (medis) dan faal (kebugaran) terlebih dahulu pada dokter untuk mengetahui tingkat kebugarannya dan kondisi metaboliknya.

Berolahraga tidak sembarangan dilakukan. Beberapa perinsip dalam berolahraga :

  • Frekwensi latihan hendaklah dilakukan secara teratur.
  • Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 – 70 % MHR (maximum Heart Rate). Rumusnya : 220 – umur. Contoh: Jika Anda berusia 50 thn, target heart rate (THR) Anda adalah 60% MHR, maka melakukan olah raga denyut nadinya sebaiknya mencapai 60% X (220 -50 ) = 102 kali / menit.
  • Durasi dalam berolahraga adalah selama 30 hingga 60 menit.
  • Jenis olahraga yang dilakukan hendaklah tidak terlalu berat, seperti jalan, jogging, berenang, bersepeda.

Urutan kegiatan yang dilakukan :

  • Pemanasan (warm – up), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi mendekati intensitas latihan, mengurangi kemungkinan cedera.
  • Latihan inti (Conditioning), lamanya 20 menit, diusahakan denyut nadi mencapai THR (target Heart Rate). Bila dibawah THR maka latihan tersebut tidak bermanfaat. Dan bila berlebih akan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan.
  • Pendinginan (cooling down), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk mencegah penimbunan asam laktat di otot sehingga menimbulkan nyeri di otot, atau pusing sebab darah masih terkumpul di otot yang aktif. Bila jogging, pendinginan sebaiknya tetap jalan. Bila bersepeda sebaiknya tetap mengayun tanpa beban.

Peregangan (stretching), bertujuan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang, ini penting sekali untuk diabetesi usia lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar